Kepala BNPB Minra Maaf Usai Sebut Banjir di Sumut tak Mencekam

Senin, 01 Desember 2025 | 15.58 WIB

Bagikan:
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Letjen TNI Suharyanto. (foto : mimbar/media sosial)

TAPSEL, (MIMBAR) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto belakangan menuai kritik tajam karena pernyataannya yang menyebut kondisi banjir dan longsor di Sumatera, khususya di Tapanuli Selatan hanya mencekam di medsos. Pernyataannya tersebut langsung menuai kritik dari berbagai pihak di saat banyak yang membagikan kondisi di berbagai daerah di Sumatera yang porak poranda.


Akses jalan banyak yang terputus, aliran listrik padam, 442 orang meninggal dunia, dan 402 orang masih hilang. Banyak netizen menilai, pernyataan tersebut tak seharusnya keluar dari Kepala BNPB yang saat itu bahkan belum meninjau lokasi bencana secara langsung. Namun saat di hadapan Bupati Tapanuli Selatan, Gus Irawan, Suharyanto menyampaikan maafnya.

"Pak, saya surprise, saya tidak mengira sebesar ini. Saya mohon maaf, Pak Bupati. Bukan berarti kami tak peduli," kata Suharyanto saat mengunjungi Desa Aek Garoga, Batang Toru, Senin (1/12/2025).

Suharyanto mengatakan, kunjungannya ke Tapanuli Selatan hingga Tapanuli Utara sebagai bentuk kepedulian. Dia juga memastikan pemerintah ingin membantu masyarakat. Di sisi lain, soal desakan status bencana nasional untuk banjir Sumatera, Suharyanto skala dan karakteristik bencana di Sumatera saat ini belum memenuhi kriteria yang pernah digunakan pemerintah dalam penetapan status bencana nasional.

Dia mengingatkan, banyak bencana besar di Tanah Air yang sebelumnya tetap ditangani oleh pemerintah dalam skala daerah tanpa status nasional, seperti gempa Palu, gempa NTB, dan gempa Cianjur. Menurutnya, penetapan status nasional ditentukan oleh beberapa faktor, termasuk jumlah korban dan tingkat kesulitan akses. (01)

KOMENTAR