Target Wisman Tinggi, Tata Kelola Lemah, Strategi Pariwisata Sumut Dipersoalkan

Senin, 24 November 2025 | 15.43 WIB

Bagikan:
Staf Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dalam temu pers di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Senin (24/11/2025). (foto : mimbar/mar)

MEDAN, (MIMBAR) - Target ambisius Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) untuk menarik wisatawan mancanegara justru menyingkap kelemahan mendasar dalam tata kelola pariwisata daerah.

Berdasarkan data yang disampaikan sebanyak 300-360 ribu wisatawan mancanegara pada 2025. Namun untuk target 2026 belum ada target yang disusun, apalagi Dinas Pariwisata Sumut tidak memiliki calendar of event (CoE).

Hal ini terungkap dalam temu pers di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Senin (24/11/2025). Ketiadaan CoE ini membuat strategi pariwisata Sumut tampak seperti bergerak tanpa arah, tanpa peta, dan tanpa kepastian. Padahal daerah lain di Indonesia sudah menjadikan CoE sebagai instrumen wajib dalam pemasaran wisata.

Sekretaris Dinas Pariwisata Sumut, Ibnu Akbar melalui staf Bidang Pemasaran, Nisa menyebut bahwa pencapaian target wisman akan dilakukan melalui penyelenggaraan event nasional dan internasional. "Misalnya, F1 H2O, Aquabike," kata Nisa menjawab pertanyaan wartawan.

Namun, penyebutan event tanpa kalender resmi justru memperkuat kesan bahwa Sumut hanya mengandalkan event "musiman" tanpa konsolidasi promosi yang terstruktur.

Pelaku wisata, media, bahkan masyarakat tidak memiliki akses pada jadwal pasti, sebuah kelemahan yang langsung berimbas pada perencanaan perjalanan wisatawan.

Dinas Pariwisata Sumut juga menempatkan prioritas pada event yang lolos kurasi Karisma Event Nusantara (KEN) dari Kemenparekraf, seperti : Gelar Melayu Serumpun-Medan, Festival Aikula-Nias Barat, Maniau Moloves, Nias Selatan dan Festival Bunga dan Buah-Karo.

Namun, jumlah festival yang sebelumnya disampaikan ternyata harus dikoreksi lagi. Ketidaktepatan data internal ini semakin memperkuat kesan bahwa tata kelola event belum rapi.

Alih-alih punya strategi mandiri, Sumut tampak hanya menjadi "follower" program pusat. Tanpa pembenahan mendasar ini, target wisman hanya akan menjadi angka yang berulang dalam setiap paparan, tanpa lompatan nyata. (01)

KOMENTAR