Tangis Seorang Ayah di Bawah Langit Arafah

Jumat, 06 Juni 2025 | 01.19 WIB

Bagikan:
Seorang ayah mengangkat tangannya ke arah langit Arafah yang sangat panas saat melakukan Wukuf di Arafah, Kamis (5/6/2025) (foto : mimbat/hot)

MAKKAH, (MIMBAR) - Di tengah lautan manusia yang berpakaian ikhram putih, seorang ayah menatap ke langit Arafah dan sesekali menunduk dalam diam. Tangannya gemetar mengangkat ke arah langit Arafah yang sangat panas. Hal itu bukan dirinya saja yang ia pikirkan, tidak hanya kesuksesan dunia, juga bukan kemudahan rezki, tapi tentang anak-anaknya.


"Ya Allah, jadikan mereka menjadi anak yang sholeh dan sholehah, lindungi dari fitnah zaman. Teguhkan hati mereka diatas iman" lirihnya.


Ditengah ratusan jamaah haji yang sudah beristirahan di tengah malam sesampainya di Arofah, seorang ayah berdoa di dakam tenda Arofah, Rabu (5/6/2025)

Tak ada suara, tapi air matanya menjawab segalanya. Di Tanah Suci setiap doa adalah panah yang tepat ke langit. Di Arafah semua orang duduk atau berdiri dalam kepasrahan. Semua seperti saat orang yang akan dibangkitkan nanti di Padang Mahsyar. Rasulullah Shollollohi Alaihi Wasallam bersabda, "Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah" (HR Tirmidzi).


Di Arafah tidak ada permintaan doa yang terlalu besar dan permintaan doa terlalu kecil, karena di Arafah, Allah turun ke dunia dan bangga dengan hamba-Nya yang berdoa. Di Arafah puncak dari segala perjuangan hidup dan berserah diri kepada sang Pencipta.


Disanalah seorang ayah mengerti dan menyadari betapa ia tak punya kuasa selain berharap kepada Allah SWT. Betapa pendidikan, nasihat tak akan cukup tanpa Taufik dan Ridho-Nya. 


Maka seorang ayah berdoa, bukan hanya setiap hari dan setiap malam, tapi juga diteriknya matahari langit Arafah. Sebab ia tau, doa seorang ayah untuk anaknya doa yang mustazab.


Mungkin ayahmu tidak pandai berkata sayang, tapi lihatlah cara ia berjuang, memeluk namamu dalam doanya. Jika hari ini kamu masih bisa mendengar suaranya, maka peluklah ia. Doakan kembali orang yang diam-diam menyebut namamu di Arafah, ayah pasti punya cinta yang ia titipkan dalam doa. (01)


KOMENTAR