Boru Samosir Dianiaya WNA, Ditabrak dan Diusir

Selasa, 19 September 2023 | 21.22 WIB

Bagikan:
Korban penganiayaan suaminya. (foto : mimbar/ded)

MEDAN, (MIMBAR) - Sadis! Sudah dijadikan 'batu loncatan'. RLS tega menabrak istrinya  Susilawati Boru Samosir (38), hingga terluka di Taman Setia Budi (Tasbi) Medan. Ironinya, hingga kemarin, kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) tersebut masih diselidiki Polda Sumut.


Peristiwa itu dilaporkan korban, dengan Laporan Polisi Nomor : LP/B/875/VII/2023/SPKT/POLDA SUMATERA UTARA, tanggal 25 Juli 2023.


"Saya ditabrak ketika menghentikan mobil terlapor untuk meminta nafkah," ujar Boru Samosir didampingi pengacaranya Hans Silalahi dan Ramses Butar-butar, Selasa (19/8/2023) siang. 


Dia mengungkapkan, menikah dengan terlapor pada April 2014. Mereka tinggal di Kompleks Tasbi 1 Blok RR No 33, sampai 2017.


Setelah itu, mereka pindah ke Blok OO, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal. Mereka dikaruniai 1 anak dan memiliki usaha kontraktor.


Seiring berjalannya waktu, pada Maret 2020, orang tua pelapor meninggal dunia sehingga memutuskan berhenti bekerja dan mengelola usaha bersama.


"Namun, Mei 2020, terlapor pergi dari rumah dan tinggal di Tasbi 2. Sejak saat itu, terlapor tidak lagi memberi nafkah kepada saya dan anak kami," bebernya. 


Selanjutnya, pada Minggu 23 Juli 2023 sekira pukul 19.30 WIB, pelapor mendatangi terlapor untuk meminta nafkah. Saat itu terlapor sedang berada di dalam mobil dan coba dihentikan pelapor.


"Namun, terlapor tetap menjalankan mobilnya sehingga saya terdorong dan mengakibatkan luka lebam paha dan tulang kering lecet hingga saya susah berjalan," pungkasnya.


Ternyata, penderitaan korban tidak sampai disitu, suaminya juga tega membawa perempuan lain ke dalam rumah mereka. Hal itu terlihat ketika korban mendatangi rumahnya. Korban melihat perempuan itu hanya memakai handuk dan langsung pergi. Namun, suaminya tidak bertindak.


"Saya masih istri sah. Kalau pun suami saya menggugat dan sudah inkrah, tapi saya masih melakukan perlawanan dan surat dari pengadilan tidak sampai ke saya," tandasnya. 


Korban yang tidak terima 'dibuang' begitu saja oleh suaminya terus meminta keadilan. Laporannya sudah masuk ke Polrestabes dan Polda Sumut. 


"Kami juga akan mengadukan ke duta besar. Mengapa suami saya memperlakukan saya semena-mena di kampung saya. Saya juga akan mengupas tuntas kepemilikan perusahaan yang saya komisarisnya," tegasnya. 


"Masih banyak lagi yang saya laporkan. Saya tidak terima. Saya yang menjaminnya ke Indonesia mengapa saya dibuang," ujarnya berlinangan air mata. 


Terpisah, Penasehat hukumnya Hans Silalahi didampingi Ramses Butar-butar, meminta pihak kepolisian memberikan keadilan kepada kliennya. Apalagi korban mempunyai anak yang masih kecil. 


"Mereka akan terus mencari keadilan. Suaminya sangat tega menceraikannya tanpa sepengetahuannya. Padahal, korban yang membawa suaminya ke Indonesia dan berbisnis di sini," sebut Silalahi. 


"Kami minta penyidik menuntaskan laporan korban. Kasihan dia diceraikan oleh suaminya. Padahal, mereka sama merintis usaha dan sudah mempunyai anak," pungkasnya. (04)


KOMENTAR