Edy Rahmayadi Terima Buku dari Wartawan Senior

Kamis, 27 Juli 2023 | 13.34 WIB

Bagikan:
Gubsu, Edy Rahmayadi foto bersama Aidi Yursal, penulis buku Wartawan Berani Wartawan Takut Pada Peliputan Daerah Konflik, Perang dan Bencana, saat menerima buku tersebut di kantor Gubsu Jalan Pengeran Diponegoro Medan. (foto : mimbar/ded)

MEDAN, (MIMBAR) - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi menerima buku pengalaman seorang wartawan senior yang berjudul "Wartawan Berani Wartawan Takut, Pada Peliputaan Daerah Konflik-Perang dan Bencana".


Buku ini diserahkan langsung penulisnya Aidi Yursal, DR (HC), Drs, BA, SS.Ing, belum lama ini di kantor Gubsu Jalan Pengeran Diponegoro Medan saat Gubsu Edy Rahmayadi sangat sibuk dan padat dengan agenda kerjanya.


"Saya mengaturkan banyak terima kasih kepada Gubsu Pak Edy Rahmayadi, yang dalam kesibukan masih tetap bersedia menerima saya dalam penyerahan buku hasil pengalaman yang saya tulis sendiri," kata Aidi Yursal, wartawan anggota Biasa PWI dan pemegang Kartu Utama Dewan Pers RI, Kamis (27/7/2023).


Buku dengan sub judul "Aidi Yursal Wartawan Indonesia Pertama Masuk Kubu GAM di Aceh", juga turut Gubsu memberi kata sambutan dan Pemimpin Redaksi Harian Waspada H Prabudi Said.


Buku setebal lebih 300 halaman dengan 19 Bab itu, mengungkap pengalaman seorang wartawan senior, Aidi Yursal, yang mesti berani dan juga mesti memiliki rasa takut dalam peliputan pada daerah konflik, perang dan bencana guna menyelamatkan jiwa sehingga tidak menjadi korban sia-sia.


"Wartawan yang meliput daerah perang dan konflik ataupun bencana, tidak boleh mengandalkan jiwa keberanian semata, tetapi mesti memiliki rasa takut demi menyelamatkan jiwa dari amukan perang," katanya.


Buku ini, sebutnya, punya masa penulisan lebih satu tahun, namun baru bisa terbit setelah dua tahun. Alasannya, menurut Aidi Yursal, menunggu tanggapan dari Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang ditunjuk langsung sebagai Fasilitator saat digelar pertemuan antara Presiden Jokowi dan petinggi Kombantan GAM di Istana Presiden Mei 2020 dalam menangani masalah GAM berdasarkan hasil Perjanjian Perdamaian Helsinki antara GAM dan Pemerintah RI tahun 2005. 


Keluhan Petinggi Kombantan GAM itu diungkapkan kepada penulis sewaktu wawancara langsung dengan Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Azhari Cage di ruang kerja di Banda Aceh 18 Mei 2022 karena saat wawancara, Mei 2022, Moeldoko sebagai Fasilitator yang  ditunjuk Presiden Jokowi itu disebut Kepala BRA itu masih belum merealisasi dalam menangani isi penjanjian Helsinki.


Buku yang dicetak full colour ini sudah siap beredar dan masyarakat pembaca bisa mendapatkan buku tersebut di berbagai toko buku Gramedia dan toko buku lainnya. (04)


KOMENTAR