SIMALUNGUN, (MIMBAR) - Idul Fitri atau Lebaran tidak terlepas dari ketupat. Ketika Hari Kemenangan umat Islam tiba, ketupat pun ada di setiap rumah tangga.
Momen ini menjadi rejeki tahunan warga pembuat, yang juga saat selain perayaan Raya Ketupat, Idul Adha dan Tahun Baru.
Kawasan Simpang Kliwon, Nagori Karang Rejo, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, salahsatu kampung pemasoknya.
"Satu hari kami bisa membuat 800 sampai 1.200 buah ketupat," sebut Suhendri (38), Jumat (29), didampingi isteri, Nilahayati (37), di kediamannya.
Begitu juga warga sekitaran, ada 30-an kepala keluarga, di antaranya Surya, Heriono, Sabaruddin, Ariadi, Sampun.
Saat menjalin lembaran pelepah muda pohon kelapa, dikenal sebutan janur, menjadi ketupat, mereka dibantu isteri dan anak-anaknya.
Hasilnya, mereka bawa ke pusat perbelanjaan tradisional Pasar "Parluasan" Dwikora Kota Pematangsiantar setiap pukul 02.00 WIB.
Satu ikat ketupat, isi 20 buah, harganya dibandrol Rp 8.000 untuk para pedagang atau pengumpul hasil bumi. Beda Rp 1.000 sampai Rp 2.000 kalau dijual ke pembeli, tergantung kesepakatan.
"Alhamdulillah untuk nambah-nambah (penghasilan tambahan saat) Lebaran," ujar Suhendri, yang seharian pedagang roti keliling. (wr)