Korban penipuan masul taruna Akpol datangi Mapolda Sumut. (foto : mimbar/ded) |
MEDAN, (MIMBAR) - Seorang ibu, Lestiana Barus, warga Kabupaten Tanah Karo, mengaku menjadi korban dugaan penipuan modus masuk Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) dan calon perwira TNI prajurit karir.
Total kerugian Lestiana mencapai Rp 4 miliar dengan rincian Rp 3 miliar untuk satu orang anaknya daftar menjadi calon taruna Akpol dan Rp 1 miliar untuk dua anaknya daftar calon perwira TNI prajurit karir.
Adapun tiga orang yang akan didaftarkannya ke taruna Akpol dan perwira TNI prajurit karir ketiga anaknya sendiri.
Lestina mengungkap, terduga pelaku yang menipunya ialah diduga personel TNI dari Kodam I Bukit Barisan bernama Praka RL
Namun demikian, yang memperkenalkan Lestina dengan Praka RL seorang perempuan bernama Juliana Purba, disebut-sebut istri perwira pertama di Polda Sumut, diduga bertugas di PolresTanah Karo.
"Tapi yang menjembatani saya ke TNI ada perempuan ini, namanya Juliana Purba, dia yang mengenalkan saya dengan RL ini, dan dia yang mengatakan sama saya bahwa anaknya lulus masuk Akpol melalui jalur sisipan," kata Lestiana Purba, diwawancarai di Polda Sumut, Selasa (25/6/2024).
Dugaan penipuan ini sudah dilaporkan ke Polda Sumut dengan tanda laporan STTLP/B/1363/XI/2023/SPKT/POLDA SUMUT tanggal 13 November 2023 lalu.
Kemudian, Lestina juga melaporkan ke Pomdam I Bukit Barisan dengan tanda laporan, LP/03/XII/2023 tanggal 28 Desember 2023.
Lestina membeberkan, awal mula dugaan penipuan modus lulus menjadi taruna Akpol dan perwira TNI prajurit karir bermula pada 2023 lalu.
Antara Lestina dan Juliana saling kenal karena sama-sama warga Kabupaten Tanah Karo dan kedua anak mereka sama-sama pernah mengikuti seleksi penerimaan calon taruna akademi kepolisian (Akpol) tahun 2023 di Polda Sumut.
Tapi belakangan, anak Lestina dinyatakan gugur, sementara anak Juliana Purba disebut-sebut lulus melalui jalur sisipan.
Lestina menyebut, pada 3 Oktober terjadi percakapan antara Lestina dan Juliana. Saat itu Lestina menanyakan soal kelulusan anak Juliana dan keberadaannya.
Disini disebut Juliana mengatakan sedang di Magelang, Jawa Tengah mengantarkan anaknya yang lulus taruna Akpol jalur sisipan melalui seseorang.
Mendengar pernyataan Juliana, Lestina meminta tolong kepada Juliana kalau ada kuota sisipan supaya anaknya juga diluluskan.
"Dan saya minta tolong sama dia, kalau nanti ada lagi, saya bisa gak ya minta tolong anak saya dimasukkan lagi dan dia menjawab, 'iya kak, kalau nanti ada saya kabari," kata Lestina menirukan percakapan mereka saat itu.
Pada 5 Oktober 2023, terjadi percakapan lagi antara Lestina dan Juliana melalui telepon. Juliana bilang ada kuota daftar masuk taruna Akpol melalui jalur sisipan.
Saat ditanya berapa biaya yang dikeluarkan, Juliana disebut menyebut uang sebesar Rp 3 miliar.
"Kak, kakak mau anak kakak masuk Akpol itu'. Saya bilang, saya mau, kalau ada jalan, ada kesempatan kenapa tidak saya bilang. Kemudian dijawab ada katanya. Jadi berapa saya persiapkan uangnya, saya bilang," kata Lestina.
"Dia bilang Rp 3 M. Saya bilang kalo Rp 3 M sekarang gak ada duit saya, uang saya cuma sedikit kalau sekarang," sambungnya.
Usai Lestina sempat menawar harga, kemudian Juliana menjelaskan kalau anaknya sebelumnya juga membayar Rp 3 miliar supaya bisa diterima menjadi taruna Akademi Kepolisian.
Bahkan disebutkan, Juliana mendesak Lestina supaya langsung menyiapkan uang sebesar Rp 3 miliar dan terbang ke Magelang.
Karena cuma punya uang Rp 500 juta, Juliana disebut meminta 50 persen dari Rp 3 miliar atau Rp 1,5 miliar sebagai uang muka. Bahkan korban dijanjikan jika anaknya tidak lulus uangnya 100 persen kembali.
"Jadi kakak datang ke Magelang, bawa uangnya, bawa kwitansi, bawa materai, bawa anak kakak, sampai di sini, kakak kasih uangnya, anak kakak langsung masuk, gitulah dibilang Juliana ini," sebutnya.
Pada 6 Oktober sekira pukul 05:00 WIB, Lestina, suami dan anaknya berangkat dari Medan ke Magelang, lalu nginap di salah hotel.
Sekira pukul 09.00 WIB, Juliana Purba datang ke hotel bersama dua orang yakni Desi Purba dan seorang laki-laki belakangan diketahui Praka RL, diduga personel Kodam I Bukit Barisan.
Praka RL inilah yang disebut mampu meluluskan anak korban menjadi taruna Akpol. Disini Lestina menyerahkan uang sebesar Rp 1,4 miliar secara tunai beserta kwitansi yang ditandatangani RL.
"Besok harinya mereka datang ke hotel kami dan mengambil uang itu, dan pembayaran saya memang saya cicil, pembayaran pertama saya bara Rp 1,4 miliar yang disaksikan oleh Juliana purba, Desy Purba dan RL, dan dialah yang menulis surat kwitansi itu Rp 1,4 miliar," tuturnya.
Sepekan kemudian, Lestina menyerahkan uang lagi sebesar Rp 1,6 miliar sehingga uang yang diserahkan totalnya Rp 3 miliar. Saat penyerahan uang kedua ini kwitansi sebelumnya ditarik dan diganti baru.
"Satu minggu berikutnya saya bayar lagi sama dia karena dia minta, saya bayar lagi Rp 1,6. Jadi pembayaran saya kedua totalnya Rp 3 miliar," katanya.
Pada 13 hingga 21 Oktober 2023, korban menanyakan nasib anaknya ke Praka RL karena sudah bayar tunai Rp 3 Miliar belum ada kabar.
Lalu pada 22 Oktober, Juliana Purba mengirimkan lampiran surat Kapolri no: R/11/350/DIK22/2023/SSDM tanggal 29 Oktober 2023 tentang pemanggilan khusus Diktaruna Akpol 010266/P/0027 No register 1920892857064011/SSDM/DIK/2023.
Dalam file surat tersebut berisikan pemanggilan terhadap enam orang calon taruna Akpol jalur khusus, diantaranya ada nama anak korban.
"Dan dia juga sprint seperti ini, bahwa nama anak saya sudah terdaftar di situ. Saya kan orang awam dan tidak mengerti, saya pikir anak saya sudah memang jebol, tapi saya tunggu tunggu, ternyata tidak ada, saya telepon besok lagi, saya telepon besok lagi, dikasihnya kami harapan."
Pada 30 Oktober, Praka RL disebut menjumpai Lestina meminta uang sebesar Rp 1 miliar karena sebelumnya ia juga sempat berjanji bisa meluluskan dua anak Lestina menjadi perwira karir di TNI.
Pada tanggal 31 Oktober korban menghubungi mereka menanyakan nasib tiga anaknya dan kembali dijanjikan. Nyatanya, nomor Praka RL mulai tak aktif lagi.
"Saya telepon lagi, katanya kasih aku waktu dua hari katanya. Saya bilang, kalo bisa bisa, kalau enggak bisa enggak gak apa-apa, besoknya gak aktif lagi hp nya. Itulah komunikasi terakhir sama RLini. Totalnya kerugiannya Rp 4 miliar," kesalnya.
Terkait laporan Lestina ke Pomdam I Bukit Barisan dan Polda Sumut belum menemukan titik terang.
Di Polda, Lestina sempat dipertemukan dengan Juliana. Ia berharap baik Polda Sumut dan Kodam I Bukit Barisan mampu menyelesaikan dugaan penipuan modus masuk taruna Akpol dan perwira TNI prajurit karir yang menimpanya. Sebab, uang yang digunakan merupakan uang pinjaman.
"Bantulah saya, karena saya juga orang susah, saya lelah meminjam ke saudara saudara saya untuk menolong saya. Saya seorang ibu, saya berusaha agar anak saya agar bisa capai cita-citanya. Saya juga capek meleskan dia sana sini, tetapi anak saya sudah dua kali dia kalah tes Akpol, gagal, terus karena ada tawaran itu saya pinjam uang saudara semua. Saya pun gak tau cara saya mencari dia, aku aku awam kali," lirihnya.
Terkait hal ini, Kapendam I Bukit Barisan Kolonel Rico Siagian mengatakan akan mengecek dulu laporan Lestina. "Nanti kita cek," tandasnya.
Sama halnya dengan Rico, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut Kombes Sumaryono juga serupa. "Saya cek dulu laporannya," tandasnya. (04)