MEDAN, (MIMBAR) - Pemprov Sumatera Utara akan mempercepat perbaikan infrastruktur. Hal ini dilakukan untuk membantu petani lokal bersaing sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, di Medan, Rabu (30/3/2022), mengatakan perbaikan infrastruktur dilakukan untuk membantu petani.
Sebab, diakuinya petani lokal sedikit kurang mampu bersaing perihal harga.
Edy mencontohkan harga jeruk petani Kabupaten Karo yang sempat dikunjungi Presiden Jokowi beberapa waktu lalu yang hanya Rp 3.000 per kilogram dari petani.
Akan tetapi begitu sampai mal atau pusat perbelanjaan menjadi Rp 12.000 per kilogram.
Harga jeruk lokal itu, kata dia, jauh lebih mahal ketimbang harga jeruk impor yang hanya Rp 7.500 per kilogram.
Padahal jarak antara Kota Medan dan Kabupaten Karo lebih dekat ketimbang Medan dan Cina.
Selisih harga yang cukup banyak itu disebut Edy membuat rakyat lebih memilih membeli jeruk impor ketimbang jeruk petani lokal.
"Kenapa ada selisih? karena Rp 9.000 sendiri untuk cost (biaya) infrastruktur jalan Karo yang begitu sulit untuk membawa hasil bumi untuk mereka yang pemakai hasil bumi tersebut. Itu contohnya ya. Belum bawang merah, belum bawang putih, belum cabai merah, rawit dan lainnya. Ini akan terganggu dengan infrastruktur maka saya bersama dengan wakil gubernur, DPRD untuk memperbaiki infrastruktur ini," katanya saat acara Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) tingkat provinsi.
"Jadi ini yang harus kita atasi dengan infrastruktur ini maka harga jeruk kita ke depan hanya Rp 3.000 per plus Rp 1.000 untuk cost jalan dan Rp 1.000 di tempat maka di tempat jualan hanya Rp 5.000 saja," sebutnya.
Dengan harga jeruk yang hanya Rp 5.000 per kilogram diyakininya akan membuat masyarakat lebih memilih untuk membeli jeruk dari petani lokal.
Tahun depan, menurut Edy juga akan dikebut pembangunan infrastruktur.
Bahkan dia menargetkan Juni 2023 pekerjaan infrastruktur yang ditargetkan dapat rampung.
Mantan Pangkostrad itu ingin janji perbaikan infrastruktur selesai sebelum masa jabatannya berakhir pada September 2023.
Rencana perbaikan infrastruktur jalan sepanjang 450 kilometer senilai Rp 2,7 triliun, menurut Edy sudah direncanakan jauh-jauh hari.
"Ini bukan baru sekarang ini sudah di rencanakan dari jauh-jauh hari dengan sistem namanya tahun jamak atau multi years. Ini sudah di hitung dan dikawal nah itu harus sama-sama kita awasi," tuturnya. (as)