Insiden Intimidasi Jurnalis di Kantor Gubsu, FWP Desak Penertiban Orang Dekat Bobby

Kamis, 08 Mei 2025 | 15.26 WIB

Bagikan:

Wahyu Panjaitan (kemeja putih) melakukan intimidasi kepada insan pers saat meliput di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Rabu (7/5/2025). (foto : mimbar/mar)


MEDAN, (MIMBAR) - Forum Wartawan Pemprovsu (FWP) angkat suara terkait insiden dugaan intimidasi yang dilakukan Wahyu Panjaitan, tim melekat Gubernur Sumut, Bobby Nasution terhadap wartawan TVRI, Dodi Kurniawan. 


Ketua FWP, Zulkifli Harahap menyatakan pihaknya sangat menyayangkan kejadian tersebut bisa terjadi. Menurutnya, hal itu sudah menciderai Undang-Undang Nomor 40/1999 tentang Pers. 


"Hemat kami tidak seharusnya kejadian cekcok itu terjadi, apalagi saat itu dalam momen acara yang dihadiri wartawan. Dan wartawan dalam kapasitas menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai jurnalis. Mau siapapun dia itu, dalam kapasitas apapun dia, tidak berhak ada upaya penghalangan terhadap jurnalis yang meliput di kantor Gubernur Sumut," ujar Ketua FWP, Zulkifli Harahap didampingi Sekretaris FWP, Benny Pasaribu, Kamis (8/5/2025). 


Pria yang akrab disapa Zul Gondrong ini menegaskan mau siapapun Gubernur Sumut, tetap ada wartawan yang bertugas di kantor Gubernur. Maka jangan sampai 'gerbong' dari Gubernur yang baru masuk tersebut, justru ingin merusak citra Bobby Nasution sebagai orang nomor satu di Pemerintahan Provinsi Sumut. 


"Dan satu hal lagi yang perlu diingat, kami di kantor Gubernur itu bukan untuk mencari-cari pekerjaan, melainkan memang ditugaskan secara resmi dari kantor kami masing-masing untuk meliput di lingkungan Pemprovsu. Jadi tolonglah kita saling menghargai. Kalau melihat kejadian semalam itu, saya menilai itu semacam premanisme. Sampai ada bahasa 'kau tandai aku ya', apa itu?" tegas wartawan senior dari Harian Waspada ini. 


Karenanya sekali lagi Zul Gondrong mengingatkan, jangan sampai orang-orang di sekeliling Bobby Nasution justru menjadi penyebab tidak harmonisnya hubungan antara wartawan terutama yang tergabung di FWP, dengan Gubernur Sumut. 


"Padahal dalam tugas kami sehari-hari, tidak hanya Gubernur dan Wakil Gubernur, semua pejabat Pemprovsu berhak untuk melayani pertanyaan ataupun konfirmasi dari wartawan yang bertugas di kantor Gubsu. Karena sekali lagi, kami di sini itu bertugas menjalankan profesi yang mulia ini, sebagai penyambung aspirasi masyarakat Sumut. Jadi bukan kami mencari-cari kerja. Dan mau siapapun gubernurnya, tetap ada wartawan unit Pemprovsu," pungkasnya. 


Sekretaris FWP, Benny Pasaribu menambahkan, pihaknya menduga kuat bahwa orang-orang sekeliling Gubernur saat ini sudah menyampaikan informasi yang keliru kepada Bobby Nasution. Misalnya bahwa FWP tidak mendukung pemerintahan Bobby-Surya. 


"Padahal mungkin di sisi pak Gubernur sendiri, sebenarnya ingin membuka komunikasi yang baik dengan kita (FWP) di sini. Dan kita pun sangat welcome jika diajak bergandengan tangan untuk membangun visi misi Pak Bobby dan Pak Surya hingga 2030 mendatang," ujarnya. 


Orang-orang di sekeliling Gubernur yang bersikap arogan dan tidak bersahabat kepada insan pers, tegas Benny, harus ditertibkan dan jangan dipakai lagi ke depannya. 


"Kita minta jangan sampai pula orang-orang di sekitar Pak Gubernur hari ini, menjadi penghambat tugas-tugas jurnalistik dari kawan-kawan media yang sehari-harinya meliput di jajaran Pemprovsu. Apalagi di sini itu banyak para senior dan sesepuh jurnalis juga yang sampai sekarang masih konsisten meliput di kantor Gubernur. Marilah kita saling menghargai satu sama lain, sehingga dalam perjalanannya kita nyaman menjalankan tugas dan kewajiban kita masing-masing," ujarnya. 


Sosok Wahyu Panjaitan diketahui mendadak menjadi sorotan publik, usai diduga melakukan intimidasi kepada insan pers saat meliput di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Rabu (7/5/2025). 


Setelah ditelusuri wartawan, Wahyu Panjaitan ternyata tidak terdaftar sebagai staf protokol pada Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setdaprovsu maupun di Dinas Kominfo Sumut. (01)


KOMENTAR