Di Rumah Dinas Hoegeng Iman Santoso, Kapolda Sumut Ajak Anggota Jujur dan Sederhana

Kamis, 04 Januari 2024 | 19.48 WIB

Bagikan:
Kapolda Sumut, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi sambanngi kediaman eks Kapolri Hoegeng. (foto : mimbar/ded)

MEDAN, (MIMBAR) - Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi mengajak Pejabat Utama (PJU) dan seluruh kapolres jajaran untuk bersikap jujur dan sederhana.


Itu disampaikan Agung saat menyambangi rumah eks Kapolri Jenderal (Purn) Hoegeng di Jalan A Rivai Medan, Kamis (4/1/12024).


Dalam kesempatan itu, Agung turut mengingatkan soal karakter hebat yang dimiliki Hoegeng. "Kita harus jujur, sederhana, berkarakter dan pemberani," tegas Agung, Kamis (4/1/2024). 


Jenderal bintang dua itu meminta seluruh personel untuk menunjukkan polisi memiliki ketegasan dan sosok pengayom bagi masyarakat agar terlihat personel yang tengah memakai seragam Polri meyakini polisi adalah sosok idaman. 


"Baju ini memerlukan kita untuk mampu menunjukkan ketegasan polisi itu ada. Kita harus jujur, apa yang kita omongkan ke publik itu apa adanya, dan publik bisa merasakan bagaimana anggota kita yang patroli, sambang, mengatur jalan, dan banyak kegiatan lain. Semua harus melihat ketika berseragam ini, maka yang ada dalam benaknya adalah sosok itu (polisi), sosok idaman. Kita polisi harus menjadi panutan, orang yang paling paham tentang aturan," kata Agung. 


"Kita ingin menghasilkan sosok polisi yang jadi idaman," ujarnya. 


Agung juga turut mengucapkan terima kasih karena sudah diberi kesempatan untuk melihat rumah Hoegeng itu. Menurutnya, hal itu adalah sebuah momen berharga. 


"Saya ucapkan terima kasih, kita sedikit bernostalgia di sini. Saya rasa ini hal yang monumental, mungkin tidak bisa asal masuk ke sini, harus izin dulu," sebutnya. 


Putra Jenderal (Purn) Hoegeng, Aditya S Hoegeng juga turut hadir dalam acara tersebut. Dia turut menceritakan soal sosok ayahnya. Aditya mengatakan, ayahnya adalah sosok yang sangat disiplin. Semua anak-anaknya juga diajarkan untuk disiplin. 


Dia juga mengingat soal ayahnya yang melarang mereka menggunakan fasilitas dinas untuk kepentingan pribadi. Aditya turut menceritakan saat dirinya memakai mobil dinas ayahnya untuk pergi ke rumah temannya. 


"Tolong kamu mengerti ya, mobil yang kamu pakai itu, bensin yang bayar negara, mobil itu mobil dinas. Saya malu, itu mobil bensin yang bayar negara. Ingat itu, jangan diulangi lagi," ujar Aditya mengulangi perkataan ayahnya. (04)


KOMENTAR