Disdikpora Gelar Peradaban Batak Tingkat SD se-Kecamatan Nainggolan

Kamis, 15 Juni 2023 | 16.51 WIB

Bagikan:
Siswa SD menampilkan tor-tor Batak, di SDN 1, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, Kamis (15/6/2023). (foto : mimbar/val)

SAMOSIR, (MIMBAR) - Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Samosir menggelar Peradaban Batak tingkat SD se-Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, Kamis (15/6/2023).


"Saat ini kita mengadakan Peradaban Batak untuk tingkat SD se-Kecamatan Nainggolan, ada 22 Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Nainggolan dan yang mengikuti lomba ada 132 peserta, jadi setiap sekolah ada 6 peserta yang mengikuti lomba" kata Kepala Dinas Disdikpora Kabupaten Samosir, Jhonson Gultom.


Disampaikan Jhonson, adapun jenis-jenis perlombaan yang kita laksanakan pada festival Peradaban Batak ini yakni, lomba fashion show, lomba manortor, lomba mewarnai rumah bolon, lomba aksara batak, juga mengundang juri untuk tim penilai pada perlombaan festival Peradaban Batak.


"Kita sudah mengadakan festival budaya ini hampir di semua Kecamatan yang ada di Samosir, yakni Kecamatan Ronggur Nihuta, Kecamatan Onan Runggu, Kecamatan Simanindo, Kecamatan Pangururan, Kecamatan Palipi, Kecamatan Nainggolan, dan saat ini kita di Nainggolan, untuk hari terakhir kita akan mengadakan festival Budaya Batak di Kecamatan Sitio-tio, dan untuk tahun ajaran baru bulan Juli dan Agustus kita kembali mengadakan festival budaya di Kecamatan Sitio-tio dan Harian", ujar Jhonson.


"Saya sangat mengapresiasi siswa-siswi Sekolah Dasar Kecamatan Nainggolan yang sudah menampilkan gerakan Mossak, semoga kedepannya, bila ada kegiatan yang dihadiri oleh pimpinan, anak-anak ini bisa menyambut mereka dengan gerakan Mossak ini," imbuhnya 


Pada kesempatan itu, Kepala Sekolah SDN3 Nainggolan, Ignatius Nainggolan sekaligus Ketua Kerja Kelompok Kepala sekolah mengatakan, ini adalah program yang turun dari atas, mulai dari program Bupati untuk meningkatkan Pariwisata di Samosir kemudian ditindaklanjuti oleh Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga untuk menggali kembali peradaban dan aksara batak.


"Kami berterima kasih kepada Bapak Kepala Dinas Disdikpora yang sudah mengarahkan kami untuk perlombaan ini, kami merasa peradaban Batak itu seperti sudah ditinggalkan, dan sesuai instruksi dari Kepala Dinas Disdikpora, ternyata masih banyak hal yang belum kami tahu dan banyak lagi yang harus kami gali untuk disampaikan kepada anak-anak bagaimana manortor yang sebenarnya bagaimana dan pemakaian ulos sebenarnya bagaimana dan lain-lain" jeladlsnya. (val) 


KOMENTAR