Sejak Jadi Polisi Sampai Sekarang, Ismail Bolong Tak Pernah Jumpa Kabareskrim

Rabu, 07 Desember 2022 | 15.05 WIB

Bagikan:
Kabareskrim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto (kiri) dan Ismail Bolong (IB). (foto : mimbar/ded)

MEDAN, (MIMBAR) - Ismail Bolong (IB) ditetapkan Polri sebagai tersangka kasus tambang ilegal. 


IB melalui kuasa hukumnya mengaku tidak pernah bertemu langsung dengan Kabareskrim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto.


"Beliau sampaikan sejak jadi anggota Polri sampai detik ini, sampai dia berhenti pada Juli kemarin, Pak IB tidak pernah bertemu dengan Pak Kabareskrim. Jadi, tolong dicatat," ujar Kuasa Hukum Ismail Bolong, Johanes Tobing di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (7/12/2022).


Ismail Bolong sempat menjadi perbincangan publik lantaran videonya yang viral di sosial media menyebut adanya uang panas hasil tambang ilegal yang masuk ke kantong Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto. 


Belakangan, muncul lagi video klarifikasi bantahan atas rekaman sebelumnya.


"Kalau dikenal secara pribadi, ya kenal karena kenal sebagai pucuk pimpinan di Bareskrim, tetapi kalau bertemu apalagi sampai katanya menjanjikan sesuatu, bahkan memberikan sesuatu itu tidak pernah. Ini diklarifikasi betul bahwa Pak IB menyampaikan kepada saya, tolong pak ini disampaikan bahwa ini menyangkut nama baik orang," terangnya.


"Jadi, bahwa Pak IB menyampaikan dengan sesungguh-sungguhnya tidak pernah menjanjikan sesuatu atau memberikan sesuatu kepada siapapun," sambungnya.


Begitupun, Johanes enggan menanggapi alasan Ismail Bolong membuat video pertama dan menyebut nama Kabareskrim Polri terkait uang panas hasil tambang ilegal di Kalimantan Timur.


"Jadi jawabannya adalah jujur saja, hari ini kami bersama tim semua datang pagi ini, ini dalam konteks kami mendapat surat kuasa pada 3 Pasal persangkaan itu. Kembali saya ulangi Pasal 158 mengenai tambang ilegal, perizinan, distribusi, dan sebagainya. Nah, soal pertanyaan itu (testimoni menyebut nama Kabareskrim Polri) saya nggak dapat kuasa mengenai itu, jadi aku nggak bisa jawab mengenai itu," pungkas Johanes. (04)


KOMENTAR