Mendag Koordinasi Ke Penegak Hukum Soal Minyak Goreng Langka di Sumut

Sabtu, 26 Februari 2022 | 15.41 WIB

Bagikan:

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. (foto : ist)


MEDAN, (MIMBAR) - Dengan stok yang berlimpah mencapai 33 juta liter seharusnya tidak terjadi kelangkaan minyak goreng di Sumatera Utara. 

Kementerian Perdagangan akan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum terkait hal tersebut. Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi, di Medan, Sabtu (26/2/2022), mengaku heran dengan kenyataan tersebut. 

Dia akan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum mengenai temuan itu. 

"Saya akan berkoordinasi juga dengan aparat hukum, karena jumlahnya ini (minyak goreng) bukan hanya melimpah, tapi jumlahnya ini seperti air bah mestinya di Kota Medan sampai Kisaran," katanya usai rapat koordinasi di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Sudirman.

Akan tetapi Muhammad Lutfi tidak mau berprasangka buruk dengan pelaku usaha. Hanya saja, dia berpendapat aparat penegak hukum harus ikut turun tangan. Jika ditemukan pelanggaran, Lutfi meminta aparat penegak hukum tidak ragu memberikan sanksi.

"Jadi saya sekali lagi tidak menuduh yang buruk-buruk kepada pelaku-pelaku di Sumatera Utara. Tapi karena jumlahnya terlalu banyak dan tidak sesuai dengan keadaan di pasar, terpaksa kita akan melibatkan aparat hukum," ungkapnya. 

"Saya minta tolong kepada aparat hukum untuk menindak tegas tindakan-tindakan yang melawan hukum yang dilakukan oleh pelaku-pelaku, baik itu dari produsen maupun sampai retail. Ini yang akan kita lakukan pada kesempatan pertama," tegasnya. 

Dalam kesempatan itu dia mengatakan pecahnya perang Rusia dan Ukraina sangat tidak menguntungkan di saat dunia sedang melakukan pemuliaan akibat pandemi Covid-19. Perang ini akan memicu kenaikan harga minyak dan gandum dunia. 

"Seperti kita ketahui bahwa Rusia itu penghasil minyak dan gas alam nomor dua terbesar di dunia," katanya. Selain minyak, Lutfhi juga menyebut ekspor gandum Rusia dan Ukraina setara dengan 25 persen total ekspor gandum dunia. 

"Jadi ini akan menyebabkan kenaikan-kenaikan harga yang belum pernah kita lihat sebelumnya," bilangnya.

Menurut dia saat ini harga minyak sudah tembus di kisaran $100, Kemarin harga CPO di Belawan sudah lebih dari 17.000 . Artinya beberapa pekan ke depan akibat perang Rusia-Ukraina di saat recovery Covid-19 akan memicu kenaikan harga minyak mentah dunia dan CPO termasuk harga di dalam negeri. Begitu juga gandum dan beberapa produk turunannya.

"Kondisi ini sangat tidak menguntungkan ekonomi dunia dan kita maupun negara-negara yang bergantung pada dua komoditi tersebut ," tegasnya lagi. 

Untuk mengatasi dampak kenaikan harga di pasar lokal tanah air, Lutfhi optimis Indonesia bisa mengatasinya. 

"Kita akan perkuat kerjasama dan melihat bagaimana taktik dan strategi kita mengitigasi terutama menjaga ekspor kita agar tetap menghasilkan devisa dengan baik," tutupnya. (as)

KOMENTAR