Guru Kerap Hina Siswa Miskin, Wakil Ketua DPRD Medan Kunjungi SMPN 28

Selasa, 11 Januari 2022 | 12.12 WIB

Bagikan:
Wakil Ketua DPRD Medan, H Ihwan Ritonga SE mendatangi SMPN 28 Medan Jalan Karya Wisata Kecamatan Medan Johor. (foto : ist)

MEDAN, (MIMBAR) - Wakil Ketua DPRD Medan, H Ihwan Ritonga SE mendatangi SMPN 28 Medan Jalan Karya Wisata Kecamatan Medan Johor, Selasa (11/1/2022). 

Kunjungan Ihwan Ritonga guna merespon pengaduan siswa yang kerap dihina sebagai siswa miskin dan bodoh. 

Kunjungan Ihwan Ritonga yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Kota Medan itu diterima Kepala Sekolah (Kepsek) Horas Pohan didampingi dua guru kelas Refia Samosir dan Masrohima yang dituduh melecehkan siswa miskin dan bodoh.

Menurut Ihwan Ritonga, salah satu siswa bernama Indah Kelas IX F mendapat cacian dari guru disebut miskin dan bodoh.

"Pengaduan itu sudah dua kali kita terima dari siswa yang sama. Maka untuk klarifikasi kita pertemukan siswa dan gurunya guna menyejukkan suasana," ujar Ihwan Ritonga. 

Dikatakan Ihwan, siswa bernama Indah itu merupakan salah satu siswa binaannya. Dimana siswa dimaksud merupakan anak yatim piatu dan benar miskin tetapi berprestasi.

"Saya yang menanggung jawabi biaya sekolah anak itu (Indah). Hingga kuliah nanti saya siap membiayai biaya kuliah sepanjang berprestasi," ucap Ihwan. 

Dikatakan Ihwan, saat ini puluhan anak dari warga kurang mampu di Medan mulai tingkat SD hingga bangku Kuliah ditanggung biaya sekolah. 

"Bila ada anak warga miskin yang putus sekolah kita siap menanggung segala keperluannya, tapi berprestasi," kata Ihwan kepada wartawan usai pertemuan. 


Ditambahkan Ihwan, kepada Kepsek dan guru diharapkan agar mampu memotivasi siswa agar belajar dengan baik. 

"Ke depan kita harapkan jangan ada lagi penghinaan dari guru kepada siswa begitu juga sebaliknya dan sesama siswa," ujar Ihwan Ritonga.

Sementara itu, menanggapi pernyataan Ihwan, Kepsek SMPN 28 Medan Horas Pohan menyampaikan pihaknya minta maaf bila terjadi kesalahpahaman atas adanya ucapan yang mungkin terlanjur dari guru. Semua itu kata Horas, bukan tujuan negatif tapi demi kebaikan. Ke depan kata Horas, 

Dianya berjanji tidak akan terulang ucapan yang sama dari guru kepada seluruh siswa. "Saya siap menjamin kenyamanan seluruh siswa," ucap Horas.

Begitu juga dengan guru Refia Samosir mengaku minta maaf bila ada tercetus perkataan cacian. "Semua itu tanpa kesengajaan untuk melakukan penghinaan. Adanya perkataan itu sama sekali tidak kesengajaan," kata Samosir. (01)

KOMENTAR