Siswi Kursus Penerbangan Tewas Mendadak, Keluarga Curiga, Lapor ke Polda Sumut

Jumat, 25 Oktober 2024 | 17.20 WIB

Bagikan:
Kuasa hukum keluarga korban, Thomy Faisal S Pane didampingi dua kakak korban memberikan keterangan kepada wartawan, Jumat (25/10/2024). (foto : mimbar/ded)

MEDAN, (MIMBAR) - Seorang siswi kursus penerbangan Sumatera Flight Education Center di Jalan Jamin Ginting, Komplek Citra Garden, Kota Medan, meninggal dunia secara mendadak.


Kematian korban bernama Ade Nurul Fadilah (19), warga Jalan Mandiri, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan membuat keluarga curiga sehingga melapor ke Polda Sumut, Rabu (23/10/2024).


Laporan itu disampaikan oleh kuasa hukum keluarga korban, Thomy Faisal S Pane dengan Nomor : LP/B/1507/X/2024/SPKT POLDA SUMATERA UTARA, tanggal 23 Oktober 2024.


Menurut Thomy, keluarga korban curiga siswi tersebut meninggal dunia akibat dianiaya. Sebab, di leher korban terdapat luka diduga lebam. Di bagian rusuk dan punggung korban juga ditemukan diduga bekas memar.

 

"Keluarga menduga, korban tewas akibat dianiaya karena ada diduga lebam bekas penganiayaan di leher, rusuk dan punggung ditemukan diduga bekas memar akibat kekerasan," sebut Thomy didampingi kakak korban, Putri Ardiyanti kepada wartawan, Jumat (25/10/2024).


Dia dan keluarga korban berharap penyebab kematian korban segera terungkap. Polisi diharapkan segera bertindak cepat memproses laporan keluarga.


"Laporan sudah kami buat ke Polda Sumut. Kami berharap supaya cepat ditindaklanjuti," ujar Thomy. 


Thomy mengungkapkan, korban didaftarkan ke dalam kursus dunia penerbangan Sumatera Flight Education Center pada 29 Juli 2024.


Saat diantar kakaknya, kondisi korban sehat dibuktikan dengan hasil pemeriksaan kesehatan sebelum dimasukkan ke dalam asrama.


Ternyata, pada Selasa 1 Oktober 2024 lalu sekira pukul 23.00 WIB, keluarga mendapat telepon dari pihak asrama tempatnya belajar, korban sakit dan sudah dibawa ke Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (USU).


Namun, 15 menit kemudian, pihak asrama menelpon lagi dan menyatakan korban sudah meninggal dunia.


"Tanggal 1 Oktober, jam 23.00 WIB pihak keluarga dihubungi oleh yayasan atau sekolah, bahwa korban sedang sakit dan sudah dibawa ke Rumah Sakit USU. Tidak lama kemudian korban ini dinyatakan sudah meninggal dunia dan keluarga disuruh menjemput jenazah," kata Thomy.


Usai mendapat kabar korban meninggal, pihak keluarga datang ke RS USU untuk menjemput jenazah. Pihak keluarga juga sempat bertemu salah satu dokter yang menangani.


Namun, dokter tersebut menyatakan korban sudah meninggal dunia sebelum tiba ke rumah sakit. Bahkan, tim medis belum sempat menanganinya sehingga membuat pihak keluarga merasa ada kejanggalan.


"Sementara itu, ketika pihak keluarga menanyakan ke dokter, malah dokternya bilang dia belum sempat menangani korban," ujarnya.


Setibanya jenazah di rumah duka, ketika mau memandikannya, didapat sejumlah diduga lebam membiru di tubuh korban. Lebam ini diduga akibat penganiayaan yang menngakibatkan kematian.


"Yang lebih terlihat ketika dimandikan ada lubang mayat seperti bekas cekikan," katanya.


Thomy menyebut, pihak kursus dunia penerbangan tempat korban belajar tidak menjelaskan apapun hanya mengatakan sakit, tanpa menjelaskannya. Sedangkan keluarga, meyakini korban sehat jasmani.


Usai melapor ke Polda Sumut, keluarga meminta jenazah Ade yang sudah dimakamkan untuk diautopsi guna mengetahui penyebab pasti kematiannya.


"Saya selaku kuasa hukum meminta diautopsi jenazah atau bongkar makam supaya bisa diautopsi dan mengetahui penyebab kematian korban. Saya juga sedang menunggu perkembangan dari Polda Sumut bagaimana nantinya," pungkasnya.


Sementara, kakak korban Putri Ardiyanti meminta kepolisian segera mengusut kasus kematian adiknya itu untuk mengungkap penyebab kematiannya.


"Kita meminta kepolisian segera bertindak untuk mengungkap penyebab kematian adik kami," ujarnya.


Sedangkan Saiful Anwar selaku menejer Sumatera Flight Education Center Medan ketika dikonfirmasi belum mau memberikan keterangan resmi. Dia hanya mengakui korban memang siswi di tempatnya.


Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi dikonfirmasi melalui Kasubbid Penmas, AKBP Sonny W Siregar terkait laporan keluarga korban, mengatakan setiap laporan yang disampaikan masyarakat akan diproses sesuai dengan aturan.


"Laporan itu akan kita tindak lanjuti. Tunggu saja prosesnya akan berjalan sesuai mekanisme yang ada," tuturnya. (04)


KOMENTAR