Mantan Penggarap Afdeling 4 Kebun Bangun : Bodoh Jika Terus Bertahan di Lahan HGU

Selasa, 28 Februari 2023 | 19.38 WIB

Bagikan:
Intan Boru Sianturi dan boru Hasibuan. (foto : mimbar/ded)

MEDAN, (MIMBAR) - Sejumlah warga yang telah menerima Suguh Hati dari PTPN III Kebun Bangun mengaku tenang setelah mendapatkan pemukiman baru untuk melanjutkan hidup dan berusaha. 


Tidak ada lagi rasa was-was dan cemas seperti saat berada di lahan HGU, seperti waktu-waktu sebelumnya.


Pengakuan ini diungkapkan Intan Boru Sianturi yang ditemui di rumah barunya di Kelurahan Gurilla, Kecamatan Siantar Sitalasari, Selasa (28/2/2023) sore. 


Di rumah barunya, Boru Sianturi menjadikan bagian depan kedai dan warung minum untuk mencari nafkah setelah memutuskan keluar dari lahan HGU Afdeling 4 sekitar 3 bulan lalu.


Menurut Intan, sejak awal masuk ke lahan HGU sebagai penggarap pendatang, mengetahui lahan tersebut adalah milik perkebunan PTPN III. 


Saat itu, dia membayar uang tolak cangkul ke penggarap sebelumnya untuk lahan seluas 16 X 25 M. Begitu juga dengan sebagian besar penghuni areal HGU lainnya, rata-rata menyadari menguasai lahan yang bukan milik mereka. 


Tapi, karena ada oknum-oknum yang selalu memprovokasi seakan-akan lahan itu bisa menjadi hak milik, membuat sebagian warga masih bertahan dan menolak tawaran Suguh Hati dari PTPN III selaku pemilik areal HGU Afdeling 4.


Pikiran Bodoh

“Sebenarnya mereka semua itu tau, lahan yang mereka kuasai milik perkebunan. Tapi, entah pengaruh apa yang ada di benak mereka, sehingga menolak Suguh Hati dari pihak PTPN III. Bagi saya itu adalah pikiran orang bodoh, goblok. Sudah tau salah, tapi tetap bertahan, kan goblok namanya,” sebut Intan boru Sianturi.


Intan mengaku langsung mendaftarkan diri, begitu ada tawaran Suguh Hati dari PTPN III. Setelah menerima Suguh Hati, dia langsung keluar dari areal HGU dan mencari lokasi permukiman baru, yang ternyata diperolehnya tidak jauh dari areal HGU dan masih di Kelurahan Gurilla. 


“Meski tidak cukup, namun dengan adanya rumah bersertifikat dan tempat berusaha, saya bisa mencari tambahan modal, dan jadilah seperti yang bapak lihat sekarang. Lebih dari itu, saat ini saya dan anak-anak bisa tidur nyenyak,” akunya.


Pengakuan sama diungkapkan boru Hasibuan, yang mengambil langkah sama dengan Intan boru Sianturi dan tiga warga lainnya. 


Dengan modal Suguh Hati dari PTPN III, mereka mendapatkan permukiman baru yang berstatus hak milik dan bisa berusaha. 


“Ngapain saya bersikeras di lahan garapan, orang memang bukan kita punya. Ya kembalikan saja, dan manfaatkan uang Suguh Hati itu untuk melanjutkan hidup, tenang pikiran saya sekarang,” kata boru Hasibuan. (04)


KOMENTAR