Dipercaya Menjadi Ketua DPRD Medan, Banyak Fakta Tentang Sosok Hasyim SE

Sabtu, 24 Juli 2021 | 06.10 WIB

Bagikan:
Hasyim, SE 

Yang paling mengagetkan dari Hasyim, SE pemilik nama Tionghoa, Huang Kien Lim ini, ternyata pernah sekolah di Perguruan Islamiyah Jalan Meranti, Kelurahan Skip, Kecamatan Medan Petisah. 

Dalam pendidikannya di sekolah itu, Hasyim selalu teratas di banding teman-temannya yang beragama Islam. Bahkan Hasyim mahir menulis huruf Arab sehingga menjadi perhatian Janibar (almarhum), Guru Agama Islamnya. 

"SD dan SMP saya sekolah di sana (Perguruan Islamiyah). Nilai pendidikan agama Islam saya lebih tinggi dari teman-teman sekelas" tutur Hasyim saat berbincang-bincang dengan mimbaronline.com di ruang kerjanya Gedung DPRD Medan. 

Ketua DPRD Medan, Hasyim, SE bersama para Wakil Ketua

Mengawali karir politiknya, Hasyim tidak pernah mengira bisa duduk di lembaga legislatif. Apalagi waktu itu, katanya, etnis Tionghoa masih asing di dunia perpolitikan. Terlebih-lebih di Kota Medan. 

"Ternyata respon masyarakat Kota Medan akan kehadiran etnis Tionghoa di legislatif sangat baik. Saya terpilih menjadi wakil rakyat periode 2009-2014," tuturnya. 

Dengan memperoleh suara 4.000 lebih dari Dapil III yang waktu itu meliputi Kecamatan Medan Petisah, Medan Barat dan Medan Helvetia, Hasyim mengaku menyosialisasikan dirinya bermodal pengalamannya sebagai sales. 

Hasyim, SE bersama istri dan anak

"Saya memperkenalkan diri door to door. Hasilnya, sekali nyaleg langsung lolos. Perolehan suara saya lebih 4000," katanya. 

Pada Muscab PDIP Medan, Hasyim dipercaya menjabat sebagai bendahara. Waktu itu Henry Jhon Hutagalung sebagai Ketua dan Robi Barus sebagai sekretaris. 

Dua tahun duduk di legislatif, karir Hasyim makin kinclong. Dia mendapat amanah menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP DPRD Medan menggantikan Porman Naibaho.

Pada Pemilu Legislatif 2014, Hasyim mencalonkan kembali dari Dapil I meliputi Medan Kota, Medan Amplas, Medan Denai dan Medan Area. Hasyim meraih suara tertinggi dari 50 anggota DPRD Medan dengan perolehan hampir 13.000 suara. 


Lalu Hasyim mencoba ikut maju jadi ketua DPC PDIP Medan pada Konfercab tahun 2015. Mayoritas PAC mendukung dan akhirnya Megawati mempercayakannya sebagai Ketua PDIP Medan periode 2015-2020.

Karir politik Hasyim makin melejit. Dia terpilih kembali sebagai anggota legislatif periode 2019-2024 dengan perolehan 16.000 lebih suara. 

Lalu terjadi kebijakan DPP PDIP mempercepat Konfercab, Konferda se Indonesia dan Kongres yang seharusnya tahun 2020 menjadi 2019. Dan Hasyim kembali dipercaya memimpin DPC PDIP Medan.

Hasyim, SE bersama pengurus PDIP Kota Medan

Tak lama berselang, Megawati menurunkan SK menunjuk Hasyim menjadi Ketua DPRD Medan. Duduknya Hasyim menjadi Ketua DPRD Medan periode 2019-2024 memecahkan rekor sejarah di Kota Medan. 

Sebab Hasyim adalah etnis Tionghoa pertama yang memimpin lembaga legislatif di ibukota Provinsi Sumatera Utara. Sekilas tentang dirinya, sebelum berkecimpung di dunia politik, Hasyim hanyalah seorang karyawan pabrik yang memproduksi tepung Tapioka (ubi) milik saudaranya di Pematang Siantar. 

Hasyim bekerja disana usai menamatkan pendidikan SMA-nya di St Thomas 1. Setahun bekerja mengumpulkan uang, Hasyim berhenti. Dia melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Medan.

"Waktu itu saya mengambil jurusan Ekonomi Akuntansi," katanya. 

Setelah mendapat gelar S1, Hasyim kembali bekerja di pabrik tepung milik saudaranya itu. "Dua tahun lebih saya bekerja untuk mengaplikasikan ilmu yang saya dapat di bangku kuliah," katanya. 


Dua tahun bekerja, Hasyim merasa uang yang ditabungnya cukup untuk modal usaha. Lalu dia memutuskan untuk berhenti bekerja dan mencoba mandiri. 
 
"Saya membuka usaha menjual perlengkapan rumah tangga. Saya turun langsung jadi salesman,” kenang pria kelahiran 2 Agustus 1967 ini. 

Selama membuka usaha, Hasyim mengaku sering dibawa pakciknya (adik bapaknya), Alexander Toreh (Abeng), seorang politisi PDIP (dulu masih PDI). Sejak itu, Hasyim mulai tertarik dengan dunia politik seiring usahanya mulai berkembang, terlebih-lebih di bidang penjualan alat-alat perlengkapan kantor (ATK). 

Dengan perekonomiannya yang makin mapan, Hasyim berkecimpung langsung di dunia politik lewat perahu PDIP. "PDIP satu-satunya partai yang saya kenal dan partai dimana saya bisa mengabdikan diri sebagai penyambung aspirasi masyarakat kecil," katanya. 

Setahun duduk di tampuk teratas lembaga legislatif, situasi bangsa berubah. Indonesia dihadapkan pada situasi yang memeras energi dan melorotkan sendi-sendi perekonomian. Badai pandemi Covid-19 memaksa bangsa ini harus bangkit dari keterpurukan. 

Hasyim, SE saat menerima aspirasi dari masyarakat di ruang kerjanya gedung DPRD Medan.

"Sistem keuangan daerah (Pemko Medan) pun tersedot ke sana. Kita dihadapkan dengan wabah yang mematikan. Dampaknya program pembangunan yang sudah dicanangkan terpaksa berhenti sementara. Kebijakan refocusing anggaran terpangkas lebih dari separo guna memerangi wabah," katanya. 

Setahun sudah bangsa ini meminimalisir wabah. Beragam kebijakan sudah diambil. Misalnya memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada warga yang terdampak pandemi. Dan program-program bantuan lainnya dari pihak ketiga.

"Hasilnya cukup memuaskan. Bangsa ini mulai bangkit. Sistem perekonomian masyarakat mulai berjalan dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan yang ketat," katanya.

Pandemi ini, kata Hasyim, banyak menghambat program pembangunan. Termasuk juga program kerakyatan yang sudah dianggarkan. 

"Meski begitu, DPRD Medan tetap mendahulukan program-program kerakyatan yang dinilai prioritas dilaksanakan. Misalnya menampung aspirasi masyarakat lewat kegiatan reses dan melaksanakan sosialisasi Perda Kota Medan yang sudah dibentuk. 

Hasyim, SE usai memimpin rapat paripurna di gedung DPRD Medan.

Misalnya Perda Sistem Kesehatan Masyarakat, Perda tentang pengelolaan persampahan, Perda tentang penanggulangan kemiskinan dan lainnya. 

"Ini prioritas yang harus dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk program-program lanjutan," katanya.
 
Hasyim mengambil contoh ketika pelaksanaan reses dewan baru-baru ini. Keluhan-keluhan masyarakat cukup banyak. Misalnya penanganan sampah, drainase tumpat, banjir, tentang kesehatan, infrastruktur jalan dan lainnya.

"Ini semua harus kita tampung untuk diselesaikan pihak eksekutif. Dan ini akan menjadi agenda pembangunan Kota Medan untuk anggaran berikutnya," kata Hasyim. (mimbar)

KOMENTAR