Persiapan Penerapan Kebiasaan Baru, Pemprov Sumut Gandeng Lapisan Masyarkat

Rabu, 10 Juni 2020 | 16.48 WIB

Bagikan:

Sebagai tindak lanjut rencana penerapan kosep New Normal atau Kebiasaan Baru oleh pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Sumatera (Sumut) menggandeng seluruh lapisan masyarakat untuk menyerap aspirasi dan masukan.

Pemprov Sumut dalam hal ini, hadir bersama masyarakat. Mulai dari para pakar (ahli) dari berbagai bidang/sektor, pelaku usaha, komunitas dan lainnya, dilibatkan untuk melihat sejauh mana tanggapan serta pendapat para warga sebelum konsep Kebiasaan Baru ini dijalankan di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini.

"Hari ini saya bertemu dengan para pakar, setelah ini baru kita diskusikan dengan walikota dan bupati se-Sumut, lalu nanti kita pilah dan pilih mana yang bisa kita terapkan, sebab di Sumut ini ada 33 kabupaten/kota yang berbeda-beda kondisinya," ujar Gubernur Sumut H Edy Rahmayadi dalam Seminar Daring Sumut Menghadapi New Normal yang diikuti ratusan peserta di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Selasa 2 Juni 2020.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memimpin rapat bersama para ahli terkait persiapan masa transisi menuju new normal di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Sumut, Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman No. 41 Medan,Jumat (5/6/2020). Turut hadir pada kegiatan tersebut Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, Sekdaprov Sumut R Sabrina dan berbagai pakar. (Mimbaronline - Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut).
Kata Gubernur, langkah yang akan diambil harus sesuai dengan Keppres Nomor 12 Tahun 2020 tentang penetapan bencana non alam penyebaran Covid-19 sebagai bencana nasional. Sehingga tidak menunggu wabah selesai baru mengambil langkah dimaksud, karena tidak bisa diprediksi kapan pandemi berakhir.

Masa transisi menuju Kebiasaan Baru ini menurut Gubernur, adalah waktu untuk mengkaji, menyusun kebijakan, melakukan sosialisasi dan pendidikan untuk menyiapkan masyarakat menyambut tatanan kehidupan baru nantinya. Untuk itu, pihaknya ingin meyakinkan bahwa Pemprov Sumut ada bersama seluruh lapisan masyarakat.

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi saat memaparkan tentang "New Normal" kepada para peserta pada acara seminar online dalam menghadapi new normal ditinjau dari aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi, di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara Jalan Sudirman 41 Medan. (Mimbaronline - Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut).

Dari aspek pendidikan misalnya, pelaksanaan Kebiasaan Baru bisa disiapkan dengan berbagai syarat seperti melakukan rapid test untuk seluruh guru dan pegawai sekolah, sterilisasi dengan disinfektan secara periodik terhadap ruang kelas, ruang guru, ruang fungsional termasuk kantin, pengadaan masker seluruh sekolah, penyediaan temperatur check, sarana cuci tangan, pengaturan tempat duduk, pengaturan jam belajar mengajar dan pembatasan jumlah murid/siswa.

"Jika belum bisa, jangan kita masukkan dulu anak-anak kita. Saya yang tanggung jawab," tegas Gubernur.

Sementara Wakil Gubernur (Wagub) Sumut H Musa Rajekshah atau akrab dipanggil Bang Ijeck, juga hadir bersama masyarakat pelaku ojek daring. Ia pun mengingatkan agar warga mempersiapkan penerapan Kebiasaan Baru ini dalam setiap lini kehidupan.

Kegiatan serupa, menyerap dan menyapa masyarakat melalui sambungan konferensi video jarak jauh dengan istilah kopi darat (kopdar) bersama ratusan warga pelaku ojek daring dari Rumah Dinas Wakil Gubernur Sumut di Jalan Tengku Daud Medan, juga dilakukan Bang Ijeck, Rabu 3 Juni 2020.

Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah memimpin rapat di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, Jalan Jenderal Sudirman 41 Medan. (Mimbaronline - Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut). 

“Saya harap kawan-kawan ojek di Sumut, ke depan dalam kehidupan suasana baru, harus dipikirkan bagaimana protokol kesehatannya, agar kesehatan penumpangnya juga terjamin. Hal ini juga perlu kreativitas dari kita untuk menjaga kesehatan,” kata Wagub.

Namun bukan hanya penumpang, Selain penumpang, perusahaan ojek daring juga diharapkan menjaga kesehatan pengendaranya. Hal tersebut dilakukan agar kepercayaan pelanggan kepada ojek daring tetap terjaga mesti di tengah pandemi Covid-19.

Memulihkan kembali ekonomi adalah kata kunci yang juga perlu dilakukan agar kondisinya bisa membaik sejalan dengan harapan berakhirnya pandemi. Sebab bukan hanya Sumut, seluruh wilayah Indonesia, bahkan dunia juga megalami turbulensi ekonomi.

“Kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Kita harus bersama membangun ekonomi bangsa dan negara untuk bangkit. Kalau kita semua tidak bersama, kita tidak bangkit, maka dunia usaha akan rugi,” ujar Wagub.

Selain itu, dari sisi pelayanan publik oleh Pemerintah dan swasta, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut Dr Hj R Sabrina menekankan pentingnya penyesuaian dan pembenahan. Satu diantaranya yakni transformasi digital. Itu disampaikannya saat mengikuti Seminar Daring ‘Menyongsong New Normal dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik’ di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, Rabu 3 Juni 2020, yang diselenggarakan Kemenpan-RB.

Sekretaris Daerah Provinsi Sumut, R. Sabrina mengikuti Webinar dengan tema Penyelenggaraan Pelayanan Publik Dalam Menghadapi Era Tatanan Kehidupan Normal Baru (The New Normal) yang diselenggarakan oleh Kementerian PAN & RB secara Video Conference di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman No, 41 Medan, Rabu (3/6/2020). (Mimbaronline - Biro Humas dan Keprotokola Setdaprov Sumut).

“Prinsipnya, tetap produktif dalam beraktivitas tetapi memperhatikan protokol kesehatan untuk menekan penyebaran Covid-19. Ini lah kenapa pelayanan berbasis digital ini penting, mengurangi tatap muka tetapi pelayanan kita kepada masyarakat tetap lanjut,” ujar Sabrina.

Untuk itu, Sabrina kembali menekankan agar para SDM di sektor pemerintahan senantiasa meningkatkan kemampuan IT. Selain tentunya dibarengi dengan melengkapi perangkat-perangkat digital, SDM sebagai personel menjadi kunci utama sukses tidaknya pelayanan berbasis digital.

Lebih lanjut, Sabrina menjelaskan bahwa saat ini semua OPD Pemprov Sumut telah diminta untuk menggodok konsep terkait penerapan Kebiasaan Baru untuk nantinya dibahas dan menghasilkan kebijakan.

Sekretaris Daerah Provinsi Sumut, R. Sabrina memberikan keterangan kepada wartawan menghadapi Era Tatanan Kehidupan Normal Baru. (Mimbaronline - Biro Humas dan Keprotokola Setdaprov Sumut)

“Tetapi bagaimanapun, New Normal ini kan kebijakan nasional. Penerapannya kita tetap harus mengikuti arahan pusat,” katanya.

Selain itu, Prof Tamsil Syaifuddin selaku pakar kesehatan menjelaskan bahwa jika dipandang dari aspek kesehatan Covid-19 ini dikategorikan menjadi dua sisi. Yakni sebagai penyakit, langkah pemerintah sudah tepat dengan menyiapkan rumah sakit rujukan berikut sumber daya manusianya.

"Kemudian bila dipandang sebagai wabah, maka yang harus difokuskan adalah Orang Tanpa Gejala dan Orang Dalam Pemantauan untuk memutus mata rantai penyebaranya," terangnya.

Menurutnya masalah yang dihadapi adalah tingginya penyebaran di Sumut. Mengambil contoh Negara Jepang yang warganya disiplin menggunakan masker, berbeda dengan Indonesia yang terkesan tidak peduli dan tidak menjadikan alat pelindung diri (APD) itu sebagai bagian dari kehidupan sosial di masa pandemi.


Dikatakan Prof Tamsil, ada penelitian tentang keberadaan orang di kerumunan pasar tradisional yang sampelnya diambil di Pasar Halat dan Pasar Petisah. Sebanyak 81 persen masyarakat menjawab tidak tahu tentang apa itu protokol kesehatan.

Untuk aspek sosial budaya, Prof Wan Syaifuddin menyebutkan perlunya peran dari tokoh masyarakat dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Adat berguna mengatur prilaku, sedangkan agama mengatur hati.

“Peran pendekatan budaya tidak terlepas dari proses pencegahan penyebaran Covid-19, baik itu tokoh masyarakat hingga imbauan yang menggunakan bahasa daerah," ujarnya.

Dia pun mengatakan bahwa New Normal akan lebih efektif bila digunakan di Zona Hijau. Pengawasanya lebih mudah dan peran pemangku adat juga bisa dilakukan di sana, dengan kecenderugan masyarakat yang monokultur. Berbeda dengan daerh yang multikultur.

Sebelum konsep Kebiasaan Baru dimunculkan, Pemprov Sumut sendiri telah melakukan sosialisasi dan imbauan agar semua warga menerapkan protokol kesehatan seperti tetap dirumah jika tidak penting, menggunakan masker saat beraktifitas di luar rumah, rajin mencuci tangan dengan sabun ataupun cairan instan, menjaga jarak interaksi sejauh 2 meter hingga menghindari kerumunan/keramaian.

Untuk itu pula, Pemrpov Sumut membutuhkan dukungan masyarakat agar bersiap menjalankan konsep Kebiasaan Baru berdasarkan protokol kesehatan tadi. Sebagaimana slogan yang terus disampaikan GTPP Covid-19, ‘Sumatera Utara Lawan Covid-19, Kita Bisa’. Semoga wabah segera berlalu, seiring langkah membiasakan perlindungan diri.

KOMENTAR