TAPANULI UTARA, (MIMBAR) - Ketua Yayasan Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, Sabungan Parapat mengungkapkan, suka duka serta tantangan dan hambatan telah silih berganti dilalui yayasan terlebih di masa pandemi Covid-19.
Mulai dari lokasi keberadaan yayasan Akper di kompleks RSUD Tarutung yang nyaris tergusur oleh kebutuhan fasilitas penanganan pandemi yang mendera dalam dua tahun terakhir, peluang kerja di dunia kesehatan yang masih menjadi favorit, hingga pesan bernas dalam menciptakan figur perawat yang melayani dan kompetitif mengemuka di tengah agenda "capping day" angkatan ke-XIX tahun 2021/2022, yang digelar di Gedung Kesenian Sopo Partungkoan Tarutung, Taput.
"Banyak tantangan dan hambatan, suka dan duka yang dialami yayasan Akper terlebih di masa pandemi Covid-19. Nyaris tergusur, namun kita sudah siapkan sekitar 10 ha luasan lahan untuk lokasi yayasan Akper ke depannya," terang Sabungan, Jumat (1/4/2022).
Sabungan menyatakan, yayasan yang dipimpinnya tidak ingin selamanya membebani Pemkab Taput karena bantuan yang diterima pun sudah sarat sejak awal.
"Namun, jangan biarkan kami yayasan bekerja sendiri dalam mencerdaskan para generasi ini. Jujur saja bantuan dari Pemkab Taput sudah sangat banyak, namun kerjasama tersebut kita harapkan tetap berlangsung ke depan," ujarnya.
Pada acara "capping day" atau ucap janji atas sebanyak 74 mahasiswa, terdiri dari 13 laki-laki, dan sebanyak 61 perempuan, Sabungan juga berpesan agar mahasiswa mampu menjadi pelopor kesehatan dan sosial, memiliki jiwa pengabdian yang tulus dan ikhlas.
"Jaman sudah berubah, harus mampu kreatif, dan inovatif. Saat ini, dunia kesehatan masih menjadi lingkup kerja yang paling difavoritkan, selain IT dan energi," jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Akper Pemkab Taput Nurlela M Nababan melaporkan 3 orang mahasiswa dan siswi ditetapkan sebagai peraih prestasi terbaik penerima beasiswa KIP kuliah IPK 3,63 Laura Hutagalung, IPK 3,57 Jesika Sirait, IPK 3,40 Jelita Simanullang bersama 17 orang penerima KIP kuliah lainnya.
Mahasiswa yang menjalani acara ucap janji disebut telah menyelesaikan 22 SKS dari 110 SKS yang dibebankan.
"Dalam mempersiapkan SDM di era revolusi industri 4.0, kami selalu berupaya mendidik mahasiswa tidak hanya berkompetensi dalam bidang keperawatan, juga memahami teknologi secara holistik, memiliki keahlian manusiawi seperti empati, berinovasi dan berpikir kritis," ungkap Nurlela.
"Kami juga telah melaksanakan 'tracer study' sesuai dengan peraturan Kemendikbud setiap tahunnya mendata lulusan dan menjamin kualitas dari lulusan," imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Taput yang diwakili Asisten Pemerintahan Pemkab Taput, Parsaoran Hutagalung mengatakan, pemasangan 'cap' setidaknya menandakan mahasiswa telah siap menjadi perawat dalam pelayanan kesehatan.
"Ada tiga hal yang harus dimiliki dalam pembangunan SDM yang kompetitif. Moral sering diartikan rajin beribadah, santun, suka membantu dan lainnya menjadi sangat penting. Namun, karakter kinerja juga harus dibangun, yakni karakter bekerja tuntas, tidak mudah menyerah, tidak cengeng," sebutnya.
Hal kedua, menurut Parsaoran adalah sisi kompetensi, komunikatif dan kolaboratif, serta hal ketiga yakni literasi, tingkat membaca, dan pemahaman akan kondisi.
"Bukan hanya minat baca, namun juga daya baca yang harus semakin ditingkatkan untuk dimiliki setiap mahasiswa. Itulah bagaimana menciptakan seseorang yang kompetitif," tukasnya. (ra)